Selasa, 29 November 2011

Ini Bukan Tentang Cepet-cepetan

Jauh dari maksud untuk menggurui atau sok bijak, gue lagi pengen share aja, karena beberapa kali mengalaminya langsung dalam kehidupan sehari-hari. Waktu gue kuliah, dan beberapa temen lulus/seminar/sidang duluan maka mereka akan bilang "cepet nyusul ya". Lalu begitu lulus dan udah kerja, mulailah satu persatu temen menikah, mereka juga bilang "cepetan nyusul donk". Begitupun dengan teman-teman yang sudah memiliki anak, mereka akan bilang "cepet punya momongan/baby donk..biar anak gue ada temennya".

Kenapa sih kita harus cepet-cepet??
Gue pribadi sih ga ada masalah dgn ucapan temen yang bilang kayak gitu. Palingan gue akan jawab "Aamiin,, Mohon doanya". Tapi jujur deh sedikit atau banyak, kita pasti jadi terpengaruh. Dan wajar aja sebenarnya kalo kita terpengaruh oleh lingkungan, selama itu bukan pengaruh negatif, its oke. Cuman gue mau ngeliat dari sisi orang yang mungkin ga biasa-biasa aja ketika nerima omongan "cepetan" itu. Karna disadari atau tidak jangan-jangan gue juga pernah nyuruh orang cepet-cepet gitu. Jadi ini adalah catatan untuk diri gue sendiri.

Misalkan kita ngomong ke orang yang lagi bikin skripsi, "cepetan donk lo nyusul gue sidang".
Iya kalo orangnya termotivasi, lah kalo orangnya malah jadi stress?? mungkin aja kan dia udah berusaha sekuat tenaga, tapi adaaa aja hambatannya buat lulus, contohnya dosen pembimbing yang lagi di luar negeri, survey yang hasilnya ternyata bertentangan dengan teori..atau jgn2 dia ga ada dana utk ngelanjutin penelitiannnya, or something else.
Okelah kalo ternyata omongan kita didengerin, dan dia emang jadi cepet lulus, tapi gimana kalo sebenernya skripsi temen kita itu bisa lebih baik, topiknya bisa lebih menarik, tujuan penelitiannya bisa lebih mendalam, cuma karena dia udah kebakaran jenggot, gegara dicepet-cepetin, jadilah skripsi itu menjadi ala kadarnya.

Trus kalo kita ngomong "Mudah-mudahan cepet nyusul gue merit ya".
Iya kalo nih temen kita udah punya pacar, kalo belom gimana?? bikin dia galau bgt kan. "Gila temen gue udah kawin, gue pacaran aja belon pernah". Atau gimana kalo ternyata temen kita ini emang udah pengen bgt nikah, tapi pacarnya masih ngumpulin modal, jadi blm ngelamar-lamar. Pasti dia bakal ribut kan ama pacarnya minta buruan dinikahin. Iya kalo pacarnya anak orang kaya dan disupply ma ortunya, tapi kalo pacarnya sampe rela ngutang sana sini buat nutupin kekurangan modal??
Lah trus gimana kalo pacarnya emang bener-bener belum mau ngelamar, mereka bisa putus gara-gara berantem.
Okelah kalo ternyata pacarnya bersedia ngelamar, trus mereka nikah, tapi gmana kalo sebenarnya mereka belum siap??jangan-jangan kita cuma jadi kompor meledug buat temen kita. Manas-manasin dia biar cepet kawin, tapi masalah kesiapan setiap orang kan berbeda-beda. Gimana kalo rumah tangga mereka jadi rumah tangga karbitan??apa kita mau bertanggung jawab?

Lalu "cepetan donk punya baby..biar anak gue ada temennya".
Nah ini ngebingungin bgt. Emangnya anak kita ga ada temen laen, kenapa mesti nyuruh temen kita bikin anak segala. Iya kalo dia udah merit, lah kalo belon?? trus dia jadi terinspirasi untuk bikin baby gimana?? or gimana kalo dia emang lagi program hamil, dan emang belum dikasih..pasti bakal bikin orang sedih kan..

Kenapa sih kita harus cepet-cepet?? Dan anehnya kenapa juga kita harus nyuruh orang lain untuk cepet-cepet?? Jangan-jangan ada nada "sombong" dibalik omongan "cepetan" itu. Percayalah, semua akan menjadi indah pada waktunya..

Minggu, 13 November 2011

When Im Fallin Love, It'll be Forever

Abis nemu crita ini di kaskus, bagus bgt, mpe berurai air mata *iya saya memang cengeng..karena lagi jauhan sama suami, dan kmaren sbelum aa brangkat saya sempet sedih bgt, karna dgn perpisahan sementara ini, berarti kita harus menunda keinginan untuk punya momongan. Alhamdulillah setelah baca ini, saya jadi lebih ikhlas, ini pasti skenario terbaik dari Allah untuk kehidupan kami. Allah ingin cinta kami tidak terbagi untuk anak-anak dulu, apalagi kondisinya kami baru bgt menikah, dan mungkin karena Allah ga tega ngeliat aku hamil sendirian, sementara suamiku jauh dan gbisa nemenin.  Langsung aja, ini ceritanya :




Dulu, saya tidak percaya cinta pada masa pacaran bisa memudar ketika sudah menikah. Saat sudah melewati beberapa tahun pernikahan... barulah saya tahu.... itu adalah suatu realita. Cinta memudar... bukan berarti hilang... hanya bentuknya yang sedikit berubah. Seiring dengan lahirnya anak-anak , cinta secara alami menjadi terbagi bukan ?

Ketika anak pertama kami lahir, laki-laki, wah... selangit rasanya. Kata almarhum bapak saya... saat itu mata saya begitu berbinar... seolah di dunia ini hanya saya yang bisa punya anak. Mulai detik itu juga, ada cinta yang lebih kuat dari cinta yang saya rasakan pada masa pacaran. Hampir 100% waktu saya tercurah untuk si sulung. Suami, secara otomatis langsung menjadi warga kelas dua. Apalagi saya sendiri... langsung tidak sempat untuk mengurus diri sendiri...

Saat itu saya masih bekerja.... Ketika si sulung berumur 1.5 tahun, saya sempat di rumah, dan kembali bekerja saat si sulung berumur 3.5 tahun. Mulai saat itu kami terpisahkan oleh jarak dan waktu. Saya tinggal di Lippo Cikarang karena dekat dengan kantor, sementara suami tinggal di Jakarta supaya dekat dengan kantornya juga. Otomatis, kami hanya bisa bertemu seminggu sekali, dan ini berlangsung selama empat tahun.


Berjarak delapan tahun setelah kelahiran anak pertama.... kemudian kami dikaruniai anak kedua. Perempuan... sesuai dengan yang diimpikan suami. Lengkaplah sudah kebahagiaan kami dengan sepasang anak yang lucu. Sekali lagi.... suami secara otomatis menjadi warga kelas kesekian.... karena selain mengurusi si sulung, saya juga harus konsentrasi pada si kecil.


Saat si kecil berumur 8 bulan, dan sulit sekali mencari baby sitter yang dapat diandalkan, saya memutuskan untuk keluar dari bekerja, pindah dari lippo cikarang berkumpul kembali dengan suami di Jakarta. Saya sempat bekerja kembali selama 2 bulan dan terpaksa harus berhenti karena si kecil opname. Belum sempat mencari kerja lagi, si sulung dan si bungsu (again) terpaksa diopname karena kena DBD bersamaan. Dua minggu kemudian, dua hari menjelang akhir tahun 2009 rumah kami kena musibah kebakaran kecil, yang menyebabkan suami saya cedera. Dua minggu lamanya sambil menunggu suami pulih, saya harus menjadi sopir pribadi untuk mengantarkan kemana saja ia pergi.


Saat itu saya sadar... bahwa Tuhan punya rencana : saya memang harus ada untuk keluarga dan dengan senang hati menerima keadaan menjadi seorang ibu rumah tangga.


Mulai awal 2010 kondisi suami saya menurun, hasil laboratorium periksa darahnya kurang baik. Kolesterol tinggi, asam urat tinggi, Hb tinggi, ditambah tensi yang tinggi pula. Menurut dokter, bila tidak hati-hati akan berpontensi stroke 5-6 tahun mendatang. Wah... saya benar benar stress berat. Ditambah lagi, suami saya juga jadi drop rasa percaya dirinya. Dia punya kekhawatiran yang sangat besar terhadap keadaan kami bila sesuatu yang buruk menimpa dirinya.


Itulah yang membuat saya berfikir untuk menyingkirkan beban hati dan berjuang membangkitkan semangat suami. Pola makannya saya jaga. Kami juga rajin melihat di internet topik mengenai pengobatan tradisional yang baik, untuk mengembalikan keadaan menjadi mendekati normal. Jus buah buahan dan herbal alami benar benar kami utamakan.


Setelah lima bulan berlalu... dan keadaan membaik, saya sedikit lega. Sampai dengan suatu malam, suami mengeluh wajah dan kaki nya sering kram. Hati saya kembali was was....


Malam itu..... seolah film perjalanan pernikahan kami tayang di depan mata. Betapa saya menyesalkan tahun-tahun yang telah lewat... Betapa saya merasa sangat terpukul. Betapa selama ini saya begitu menganggap pentingnya persetaraan gender sehingga mengabaikan peran saya sebagai istri. Saat hidup mandiri di Lippo Cikarang.... betapa saya menuntut suami untuk bisa mengurusi dirinya sendiri di Jakarta. Saat itu saya menyadari.. bahwa suami tetap membutuhkan sentuhan tangan isteri dalam menjalani hidupnya.

Memang benar kata pepatah, bahwa kita tahu berharganya seseorang... saat kita merasa takut kehilangan. Malam itu saya sadar... bahwa cinta yang bertahun tahun pudar karena berubah bentuknya bisa kembali menyala, karena kami adalah belahan jiwa satu sama lain.

Mulai saat itu, setiap menjelang tidur, satu kalimat sederhana saya bisikkan di telinganya : sehat ya pa... temani aku sampai tua... I love you....

Jumat, 11 November 2011

Jangan Panggil Aku Tante

Panggilan apa yang kamu dapat dari keluarga or orang2 disekitarmu?
Biasanya gue dipanggil apa, itu tergantung, gue lagi ada dimana. Dulu di kampus gue yang ada di Bogor, banyak yang manggil teteh. Sekarang di Kantor, nasabah2 gue memanggil Ibu *mereka pada kagak liat apa gue masih imut2 gini* Kalo lagi jalan ke mall, gue dipanggil kakak *giordano nya kakaaaak, bodyshop nya kakaaaak,kaaak minta duit seribu kaaak*.
Sedangkan di rumah, dan keluraga besar gue yang aspal (asli Palembang), gue dipanggil 'ayuk' yang artinya kakak perempuan. Oleh adik-adik ipar dan dari keluarga suami yang orang Jawa-Sunda, gue di panggil 'mbak. Oleh kakak-kakak kelas yang orang sumatera, biasanya mereka memanggil 'dek.

Yang lucu adalah ketika suami gue yang lucu itu, dateng ke Lampung, karena dia kan dipanggil Aa di rumah, dan waktu kuliah di Jogja or pas di kantor rata-rata manggil nya 'mas fajri, jadilah gue ketawa ngakak waktu dia di panggil abang oleh sepupu-sepupu gue. Hihihi terdengar seperti abang tukang bakso. *maap ya sayaaaang*

Seiring dengan banyaknya temen2 gue yang udah pada punya anak, maka semakin banyak pula lah bayi-bayi tak berdosa yang diajarkan emaknya untuk memanggil gue tante. Tante Marisa, Tante Icha, Tante Chotty. Oh nooo.  Entah mengapa, its sounds horrible for me ya bo. I feel old, i feel like "Happy Tante", i dont like this lah. Hihihi. Kaya'nya mendingan bayi-bayi ini memanggil gue aunty, mommy or kakak aja deh. *tapi    ga manggil uwak or bibik juga lah ya
Hahaaha
Sekian postingan ga penting kali ini .
Wasaalam,
Tante Ichantiqqq

Kamis, 10 November 2011

Some One who Lives in My Heart

Terbuat dari apakah air mata itu??adakah makanan yang bisa membuat airmata jadi berhenti mengalir??


Hari ini gue lagi galau2nya. Suasana hati yang sedang down bgt, karena baru saja mengalami sesuatu, ditambah dapet kabar kalo si aa sakit. Tadi langsung mewek (pdahal gw lg di kereta omw pulang) bgitu tau aa badannya panas. Mungkin karna suhu di Jepang yang udah mulai dingin gila. Siang nya aja 14 derajat celcius, malem bisa 10 derajat. Trus si aa bilang dia lagi masak sarden buat makan malem, tapi rasanya malah aneh, ga kaya yang gue bikin. Hiks kasian bgt kan udah sakit, mau maem harus masak sendri. Malam jumat yang sungguh kelabu.


Last night, I dream that you were beside me 
It seemed so real, that I cried 
When you touched me, you're my angel 
And you've given me wings 
And I'll fly away with you wherever you go 
Cause you've filled my heart and you've captured my soul 
And baby I want you to know 

If there's one thing in this world that I know is true 
It's the love that I feel when I'm thinking of you 
No ocean, no mountain can keep us apart 
Cause no one can take away someone who lives in your heart 
All out hopes and our dreams are alive 
I'll carry you with me through distance and time 
Nothing in this world can keep us apart 
No one can take away someone who lives in your heart 

And I know there's a million stars betwen us 
But they won't stop my longing 
To hold you and to kiss you 
How I love you 

And I'll find my way to you wherever you are 
Coz you're in my soul and you've got my heart 
And your love will carry me on 

If there's one thing in this world that I know is true 
It's the love that I feel when I'm thinking of you 
No ocean or mountain could keep us apart 
Coz no one can take away someone who lives in your heart 
All the hopes and the dreams are alive 
I'll carry it with me through distance and time 
No one in this world could keep us apart 
Coz no one can take away someone who lives in your heart

Kamis, 03 November 2011

Antara Bogor dan Osaka : Im Gonna Miss a Thing

Hari ini tepat 3 hari sudah aa meninggalkan ku ke Jepang. Aa ke Jepang  sampe akhir tahun depan, kira kira selama 397 hari dia akan ninggalin gue. huhu
baru tiga hari aja udah kangen bgt. Kangen bukain pintu kalo aa pulang, kangen nanyain aa tiap sore mau makan apa, kangen nyuruh aa mandi -__-
Hal-hal kecil dan sepele jadi terasa bgt berarti disaat orangnya ga ada. Gue nyesel suka jahat ma aa. Ga ngebolehin dia bikin kopi, kadang males bikinin dia sarapan, trus nyuruh si aa beli sarapan di luar aja. Sekarang berasa bgt, klo gue punya suami yg luar biasa baik dan sabar. Aa ga pernah marah kalo ga di buatin sarapan, bahkan kalo hari sabtu n minggu, dia bangun duluan, beres2in rumah, nyiapin sarapan, trus bangunin gue, nyuruh sholat shubuh, sementara sarapan dan rumah udh beres, trus gue nya malah tidur lagi. Hiks baik bgt yah.
Aa ga pernah ngeluh klo gue masakin, ga pernah blg ga enak, pdahal gue sering bgt komplen kalo dia yang masak, hiks maapin ya a
Gue sering bgt nyruh aa pijitin gue, krna pijetan dia yg mantep bgt, tapi ue ga pernah mijetin dia..abis dia malah geli kalo gue pijetin *ngeles
Dalam semua hal aa jauhhh lebih sempurna dibanding gue, aa yg ga pernah ngeluh kalo kerja, aa yg selalu total dan detail dlm melakukan apapun. Makasih ya a udah sabar ngadepin aku.

Semoga Allah senantiasa memberikan kita kesehatan dan umur yang panjang, sehingga kita bisa segera berkumpul lagi. Aamiin. Aku kangen banget -__-, aku kangen sama semua aktivitas kamu, rutinitas kita. Kutitipkan rindu ini pada Mu ya Rabb, ,ini saatnya kubuktikan kami selalu mencinta disaat dekat maupun jauh. Ga boleh nangis terus, harus kuat, aa ksana kan ga gampang, ga semua orang dapet kesempatan tinggal di negeri orang, apalagi ini negeri impian dia, Jepang. Gue harus support dia, mudah-mudahan semuanya lancar, aa bisa pulang ke Indo dan karirnya melesat, aamiin.